Bertambahnya anggota keluarga selalu dibarengi dengan munculnya kebutuhan baru. Pengembangan rumah pun dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan itu. Tahun 1998, pasangan Kwartiwa Yudi Martin (42) dan Hanny (32) membeli rumah mungil tipe 36 di daerah Katulampa, Bogor. Rumah mungil ini terletak di atas lahan dengan luas 90m², dengan tambahan tanah kosong di hoek berukuran 60m², di samping kirinya. Rumah inilah yang sampai sekarang mereka tinggali bersama ketiga putra dan putri mereka.
Baca juga : Jual Genset Balikpapan
Jika yang terpampang di halaman ini adalah foto rumah yang
terlihat megah dan luas dan sama sekali tak memperlihatkan gambaran rumah asli
saat itu, tentu karena sudah terjadi perombakan, mulai yang kecil hingga besar.
“Kalau renovasi besarnya, sih, ada dua tahap. Tahun 2005 dan terakhir Oktober
2012,” tutur Hanny, yang menemani pemotretan rumah siang itu. Setiap melakukan
perubahan dan penambahan ruang, yang selalu menjadi alasan hanyalah kebutuhan.
Tahun 2005, saat itu Yudi dan Hanny butuh tempat untuk ruang
jemur pakaian dan kamar pembantu. Maka, dua ruang itulah yang dibangun di
lantai atas rumah. “Meski saat itu belum ada rencana mau ngapain setelah ini,
posisi ruang sudah kami rencanakan supaya ketika ada rezeki untuk nambah ruang
lagi, kami tak perlu membongkar ruang itu lagi. Tinggal melanjutkan saja,” ucap
Hanny menambahkan. Benar saja, 7 tahun berjalan, seiring dengan pertumbuhan
anggota keluarga dan anakanak mereka, maka renovasi besar pun mereka lakukan.
Mereka menggunakan tanah hoek untuk perluasan ruang dan
mengakomodasi setiap kebutuhan. Konsultannya adalah Teman Kantor Bekerja di
sebuah perusahaan kontraktor di derah Tajur,bernama PT Jhon Corporindo
Sejahtera, Hanny mengaku punya banyak tambahan pengetahuan, terutama soal
bangunan dan materialnya. Di kantor, wanita asal Garut ini memiliki teman yang
banyak mengerti soal bangunan. Sebagai perusahaan kontraktor yang cukup besar,
memang perusahaan ini punya banyak tenaga ahli baik arsitek, sipil, desainer,
maupun juga tenaga operasional lapangan.
Hanny sendiri yang bertugas di bagian keuangan, mengaku
cukup hafal soal material, baik jenis maupun kisaran harga-harganya. Karenanya,
meski tak memakai jasa arsitek yang khusus diorder untuk merencanakan renovasi
rumahnya, namun berbekal masukan dari teman-teman kantor, proses pembangunan
rumah berjalan lancar dan baik. “Soal desain biasanya saya rembukan dengan
suami, baru kemudian saya tanya ke temanteman, bagaimana bagusnya, kekuatannya,
materialnya apa sebaiknya, dan sebagainya, “ ujar Hanny.